hidup itu indah

seorang anak perempuan yang sedang mencoba hal-hal baru dalam hidupnya,dan memerlukan sebuah dukungan dari keluarga,sahabat,dan teman-temanya.

Tuesday, August 15, 2006

mendadak DANGDUT

yesterday (senin 14 agustus 2006) :
"pergi tamasya ke binaria pulang2 ku berbadan dua walau tanpa restu orangtua,sayang
.............................................."
"lai lai lai lai lai panggil aku si JABLAY,abang jarang pulang abang JARANG DIBELAI"

pasti lo smua tau kan itu lirik lagu apa atau tepatnya lagu film apa? iya gw baru aja nomat ..
MENDADAK DANGDUT sama temen2 di BP tadi ada jothie, audri, ella, genta, nessa, tya, zarfan, gigon, dea, aghi, bocil. kocak, konyol, nampol, dodol, sama bokep2 dikit lah filemnya haha lucu ngga nyangka TITI KAMAL jago juga ngedangdut pokonya lo smua harus nonton ni film soalnya kocak (ya gw si suka klo yang ngga juga gpp )soalnya ada sebagian orang yang ngga suka tapi menurut gw si bagus,simple,sama ngga usah banyak mikir tapi MAKNANYA DAPET! walopun aga2 "ngga mendidik" tapi enak ditonton! jadi begini :
JAKARTA, KCM--Sutradara Rudi Soedjarwo menyodorkan sebuah film drama komedi. Adonan yang begitu pas. Hasilnya, film Mendut alias Mendadak Dangdut itu pun menjadi tontonan yang renyah, gurih dan ehm...yammy betul.
Di bawah panggang sinar matahari, dua gadis jelita itu lari terbirit-birit. Napasnya tersengal-sengal. Sesekali matanya menoleh ke arah belakang. Dua pria berbadan tegap berusaha menangkap mereka.
Adegan kejar-kejaran sedang terjadi. Dua gadis jelita itu, Petris (Titi Kamal), penyanyi pendatang baru dan kakaknya, Yulia (Kinaryosih), memilih kabur dari dua intel itu ketimbang harus diseret ke dalam bui.
Nasib sial memang sedang menghampiri mereka. Keduanya dituding sebagai pengedar heroin. Aparat polisi, yang tengah menggelar operasi, berhasil menemukan 5 kg heroin di sebuah tas yang disimpan di jok belakang mobil yang tengah mereka tumpangi.
Syok! Itulah yang dirasakan mereka saat itu. Maklum saja, barang haram itu bukanlah kepunyaan mereka tapi milik pacar Yulia, Gerry (diperankan Vincent "Club’80s" Rompies), yang memilih kabur dari mobil sebelum aparat mencegat kendaraan yang mereka tumpangi.
Alhasil, mereka lah yang kena getahnya. Mereka sempat diboyong ke kantor polisi. Namun, di tengah perjalanan mereka justru memilih kabur.
Keduanya menyusup lari menuju kawasan perkampungan. Kisah berkelebat pada sebuah percekcokan antara pemilik organ tunggal dan penyanyinya. Vetti Manis Madu, penyanyi dangdut itu, memilih urung manggung di tengah penonton yang tak tahan menyaksikan aksi panggungnya.
Peluang inilah yang kemudian memunculkan ide Yulia. Petris, penyanyi alternative rock yang tengah berkibar namanya, akhirnya menjelma menggantikan posisi Vetti Manis Madu sebagai penyanyi dangdut.
Di sini lah petualangan itu dimulai. Mereka kini harus menanggalkan segala yang dimilikinya: Ketenaran, penggemar, kontrak, kemewahan dan kekayaan.
Tak ada pilihan memang. Inilah cara yang harus dijalani ketimbang kena hukuman. Bersama Rizal (Dwi Sasono), pemilik organ tunggal Senandung Citayam itu, mereka menumpang hidup. Menempati sebuah rumah kontrakan yang sempit dan kusam.
Petualangan Petris menjelma menjadi penyanyi dangdut inilah menjadi nafas cerita yang disodorkan. Monty Tiwa, selaku pencetus cerita dan penulis skenario cukuplah cerdas menyuguhkan cerita yang menghibur.
Dialog-dialog yang muncul terasa renyah, ringan dan jenaka memberi daya kejut yang mampu membuat perut terasa pegal.
Rudi Sudjarwo berhasil memvisualkannya secara apik. Adegan per adegan begitu terjaga. Bahkan sesekali Rudi berani mengambil shoot yang kadang terbilang nekad. Kamera dibiarkan bergerak lincah. Lihat saja ketika aksi kejar-kejaran itu. Ya, meski cukup membuat mata terasa tak nyaman.
Kekuatan Mendut, selain pada cerita yang disodorkan, juga ada pada kontekstual cerita dengan apa yang ada di masyarakat. Inilah yang memberi ruang adanya kedekatan penonton dengan cerita yang diusung. Tak terkecuali soal musik Dangdut, yang masih diangap musik orang-orang pinggiran.
Lokasi syuting pun dipilih di kawasan Jakarta Selatan. Lorong-lorong kampung yang sempit tak lepas dari sorotan kamera. Kawasan Cinere, Cilandak dan Paso, adalah tempat yang dijadikan lokasi syuting film yang hanya berlangsung selama 7 hari.
Konflik ditabur di mana-mana. Hanya sekedar memberi wacana tentang apa yang sering terjadi pada masyarakat kebanyakan. Lihat saja, ketika ibu Mamat, yang seorang TKW harus mengalami penyiksaan oleh majikannya di Arab Saudi.
Sial itu berlanjut ketika sampai di Tanah Air. Uangnya raib di bandara, padahal uang itulah yang akan digunakan untuk sunatan Mamat, yang sudah beranjak besar.
Rudi berhasil pula memberikan kedekatan cerita pada penontonnya baik dari segi peristiwa bahkan kosa kata yang belakangan berkembang di masyarakat.
Jablay, julukan yang digunakan untuk wanita nakal, dicoba diplesetkan menjadi "Jarang Dibelai". Simak baik-baik lirik-lirik dangdut yang dilantunkan Petris, dijamin Anda akan tertawa dibuatnya. Norak tapi juga ngegemesin.
Hal yang patut juga diberikan acungan jempol adalah akting para pemainnya. Mereka tampil begitu gemilang. Lepas dan begitu natural. Acungan jempol justru layak diberikan pada Dwi Sasono, pemain pendatang baru itu.
Ia berhasil menyelami tokoh yang sok aksi, narsis dan kadang norak. Dan, itu berhasil dilakoninya dengan mulus. Pun halnya, dengan Kinaryosih dan Titi Kamal, yang meski kadang sedikit berlebihan.
Sakutra H. Ginting, yang dikenal lewat aktingnya sebagai Saprol dalam sinetron Kiamat Sudah Dekat, kali ini hadir lewat tokoh si Mamat. Kali ini pemunculannya sedikit berbeda. Ia hadir sebagai bocah yang rada liar dan lebih omes (otak mesum-red).
Ia menjadi penyedap di samping suguhan cerita yang unik dan menggelitik itu. So, jika ada bolong di sana-sini, rasa-rasanya Anda akan memakluminya.

today (selasa,15 agustus 2006):
gila ampir 3 harian gw ga nge-post tapi skrg gw ngepost juga ahhahaha .. ya setelah gw pikir2 sekolah itu cape ya apalagi ada postes2an tapi mo gmana lagii kelas 3 bo harus berjuang SEMANGAT !!! hari ini selasa tanggal 15 agustus disekolah gw lagi ada lomba2 17an buat ngerayain HARI KEMERDEKAAN INDONESIA besok ada banyak lomba misalnya:
  • ngambil uang koin di pepaya tapi pepayanya dilapisin coklat (enak ya coklat kan biasanya oli!!)ambil belut
  • futsal (yes tadi klas gw menang lo 2-1 sama anak klas XI tapi blom final sih)
  • tarik tambang (yaaa kita kalah!)
  • karaoke
  • menghias kelas
yaa cuma sgitu sih tapi itu aja udah heboh banget tadi dan ga cukup dilaksanain cuma 1 hari jadi perlu 2 hari sama besok trus tadi pas futsal seru banget jadi peraturan main futsalnya itu bukan cuma main doang tapi harus pake kostum heheheee tadi anak klas X ada yang pake kemeja panjang sama dasi tapi bawahannya boxer trus ada yang pake jaket (ngga panas apa gw aja yang liat gerah) nah,tadi ada juga yang pk dasterpas klas gw mereka pake ROK KOTAK-KOTAK bisa bayangin cowo pake rok kotak2 yang modelnya rempel semua yang klo ada angin bakal "vulgar" hahhaaudah nyett .. kaga usah dibayangin! trus tadi wakil dari klas gw (XII IPA 1) itu radit, zarfan, aghi, joshua, pandu dan tadi pandu sempet kecapean jadi digantikan oleh uka.selesai pertandingan tadi itu skornya 1 sama akhirnya diadain penalti si aghi jadi kiper 5,kali tendangan dan masuk 2 jadi menang lah pokonya!besok gw berniat buat bantuin seksi mading klas buat nghias kelas, berhubung kelas gw matimatika jadi gw disuruh nyusun kata2 apa lah yang ada hubungan sama mat nya

learning mathemathics is fun!
("fun BANGET!!!" hahahah anjrit!)
up to date :
  • 12 agustus 06 - selamat ya buat genta sama ella yang udah jadian smoga bisa terus sampai nanti sampai mati (lho? judul lagu kali)
  • buat "temen2" gw yang lagi mengeluarkan aksi pdkt-nya sukses terus (maju terus pantang mundur) cihhuuuyyy lah!
coming soon:
hasil pertandingan+foto kelas XII IPA 1 (good luck buat anak ipa satu ya moga2 besok pertandingannya lancar! *amin cahyoo!)


trims.

2 Comments:

  • At 11:16 PM, Blogger Tri Handoyo said…

    Yes,yes.. Mendadak Dangdut!

    Bikin film Mendadak Exist dong! Hehehehehehehe....

    BTW, visit web Museum Soesilo Soedarman ya!

    Museum Seosilo Soedarman

    (ini sebabnya Broken Plectrum belum sempat diupdate sampai detik ini!)

     
  • At 11:18 PM, Blogger Tri Handoyo said…

    This comment has been removed by a blog administrator.

     

Post a Comment

<< Home